mailme

Sabtu 4 Muharam 1445 H

Kabar Gembira

(Terjemah I'lam Id, silahkan simak di halaman naba400)ilustrasi hijrah

Hijrah, Ibadah Yang Terus Berlangsung

Ilham cerdas! Khalifah Umar ibn al-Khattab pilih hijrah Nabi sebagai titik awal sejarah umat Islam. Bukan saat diangkat, lahir, atau wafat Beliau ﷺ. Maupun peristiwa besar lain dalam sirah Islam.

Amirul Mukminin, dan semua sahabat (رضي الله عنهم) sepakat dan sadar. Hijrah penting dan berdampak besar dalam mendukung Islam.

Apa yang mendorong mereka untuk mendahulukannya di atas semua peristiwa besar Islam lainnya ?

Bukhari meriwayatkan dari Sahl bin Saad, dia berkata: "Mereka tidak memulai dari bi'tsah Nabi ﷺ atau wafatnya. Mereka menghitung dari kedatangannya ke Madinah," yakni hijrahnya.

Apa kepentingan besar yang mendorong al-Faruq mengambil keputusan ini?

Thabari menjawab itu berkata: “... Umar mengumpulkan orang-orang bermusyawarah. Sebagian mereka mengatakan bi'tsah Nabi ﷺ. Separuh lain bilang hijrahnya. Umar berkata: Justru, kita sepakat dengan hijrahnya. Hijrahnya membedakan antara haq dengan bathil.” [Sejarah al-Tabari]

Suhaili juga berkata: “Mereka sepakat, kalender dimulai dari tahun hijrah. Waktu saat Islam dimuliakan, Nabi ﷺ berkuasa, masjid dibangun, dan ibadah aman dilakukan." [Ar-Raudh Al-Anf]

Ya, hijrah Nabi ﷺ adalah titik penentu antara haq dengan batil. Pemisahan total antara Islam dan kemusyrikan. Titik balik perubahan menuju supremasi Islam. Dan tamkin di muka Bumi. Patut menjadi tonggak sejarah Islam.

Karenanya Daulah Islam tegak. Sistem pemerintahan Islam diperkenalkan. Syariah saja yang berlaku. Rayah Islam diangkat tinggi-tinggi. Islam mulia. Aturannya menang. Pagan syirk dihinakan dan tiang kemusyrikan dihancurkan.

Namun, orang yang merenungi realita manusia saat ini menemukan penyimpangan besar dalam makna hijrah. Sekedar ritual peringatan. Terpisah dari tujuan dan hikmahnya.

Mereka lakukan ala Sufi. Musim bernyanyi dan senda gurau. Ritual tari. Bahkan hal terburuk. Menghalang-halangi hijrah.

Seperti rezim kafir dan murtad berusaha melawan hijrah. Menjadikan para muhajir sebagai kriminal dalam undang-undang nista ​​mereka. Mengikuti arahan koalisi tentara salib. Yang tegaskan - dalam semua pertemuannya - kebutuhan untuk "memperketat kontrol pelabuhan dan perbatasan" untuk menghentikan gelombang hijrah dan muhajirin.

Akan tetapi. Jauh panggang dari api. Siapakah yang dapat menghentikan perintah hijrah dari Allah, yang tengah berlangsung ?

Yang lain. Korupsi makna hijrah dan membatasi hijrah pada arti menjauhi dosa dan maksiat. Mengabaikan meninggalkan jahiliah dan pergi ke darul Islam. Lupa kalau dosa paling buruk adalah syirk. Lalai bahwa hijrah dari syirk, musyrik sekaligus sekte, cara dan partai mereka adalah wajib.

Tanpa hijrah agama tak lengkap. Penghapusan sistim jahiliah pra-Islam tidak mencapai kemenangan. Syariah tak bisa mengatur.

Seandainya Islam bisa tegak tanpa hijrah, Nabi ﷺ mustahil meninggalkan tanah suci yang dicintainya. Tak perlu berjuang memisahkan diri secara penuh dari kubu Jahiliyah. Hanya untuk kembali ke Mekah sebagai penakluk.

Sebaliknya wajib bagi mereka untuk hijrah dan memisahkan diri sepenuhnya, baru akan menang atas kemusyrikan.

Para da'i sesat hari ini, sengaja mengabaikan syari'at di dalam negeri islam. Mereka matikan iman dalam hati dan kehidupan umat. Sehingga hari ini orang hidup terbolak-balik!

Mereka hijrah “terbalik” ke negeri kufur. Terhasut. Bukan hijrah meninggalkan mereka. Bahkan meski resiko mati sekalipun! Mencapai negara salib yang akan memurtadkan mereka. Mencuri anak-anak mereka. Dan menjadikan mereka yahudi, nasrani, ataupun majusi.

Satunya lagi. Bingungkan para pemuda muslim. Katanya hijrah telah berakhir dengan futuh Mekkah!

Mereka menyimpulkan hadits Nabi ﷺ, yang artinya : "Tidak ada hijrah setelah penaklukan, kecuali jihad dan niat."

Padahal maksud hadits adalah tak wajib hijrah dari Makkah setelah penaklukan dan berlakunya syari'at Islam di sana. Berbeda dengan keadaannya yang wajib sebelum fathu Makkah.

Artinya tak perlu hijrah dari negeri yang telah ditaklukkan Islam dan berlaku syariah di atasnya.

Hijrah terkait dengan aqidah wala` dan bara`.

Al-Qur'an jelaskan hubungan ini dalam ayat, yang artinya : "Orang-orang yang iman, hijrah, lalu berjihad dengan harta dan jiwanya fi sabilillah, beserta mereka yang menerima serta membantunya, mereka itu saling setia satu sama lain."

Imam Thabari berkata: "Kedua kelompok ini berarti muhajir dan anshar, sebagian mereka adalah pendukung satu sama lain, dan mereka adalah penolong terhadap lainnya atas kaum musyrikin. Tangan mereka bersatu melawan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah. Sebagian mereka adalah saudara satu sama lain tanpa kerabat mereka yang kafir."

Teks dua wahyu selaras dalam keutamaan hijrah, agar ringkas, kita sebutkan salah satu saja yang sesuai kondisi para muhajir hari ini saat berhadapan dengan perang, putus asa dan menggigil. Dari dekat atau jauh. Sebelum, selama dan setelah hijrah. Lalu kematian menjemputnya.

Berkata Ibnu Zaid berkaitan dengan asbabu nuzul ayat yang artinya : "Siapa keluar dari rumahnya, hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya lalu mengalami kematian di tengah jalan, maka ganjarannya telah ada di sisi Allah." Katanya : "Seorang pria dari Bani Kinanah hijrah kepada Nabi ﷺ, namun dia meninggal dalam perjalanan. Maka orang-orang mengejek dan mengatakan :'Dia gagal mencapai niatnya, tidak berhasil tinggal bersama keluarganya yang akan membela dan menguburkannya!' Maka ayat Al-Qur'an ini diturunkan. [Jami'ul Bayan]

Hari ini tipuan dan ejekan yang sama, kita dengar dari para penyembah tanah air, yang enggan berhijrah. Menuduh para muhajir dengan hal batil itu. Mengolok-olok mereka. Anggap kematian dalam hijrah atau setelahnya sebagai rugi dan sia-sia.

Tetapi, Allah berkata, yang artinya : "Ganjaranya telah ada". Jadi siapa yang lebih benar dari pada Allah Ta'ala ?!

Allah Ta'ala menetapkan dalam kitab-Nya yang bijak bahwa hijrah itu ikhtiar menuju berkah dan hidayah.

Qatadah mengomentari ayat, yang artinya :"Siapa yang berhijrah fi sabilillah, dia akan temukan kekayaan dan keluasan di muka Bumi", yakni dari kesesatan menuju hidayah serta dari kemiskinan menuju kekayaan.'

Begitulah ketetapan Allah Ta'ala. Islam tidak tegak. Syariat tidak berkuasa. Rayah Islam tak berkibar. Kecuali dengan cara serupa dengan saat dien Islam berdiri tegak pada masa kenabian dan khulafur rasyidin. Yaitu hijrah.

Sebagai kabar gembira abadi dari Nabi ﷺ dari ucapannya, yang artinya : "Hijrah tak pernah berakhir, selama orang-orang kafir masih diperangi ." [Nasai]

Hijrah yang tetap ada dan berlangsung sampai hari kiamat sebagaimana jihad. Dia ibadah yang masih berlanjut. Bukan peringatan yang segera berlalu.

Wahai umat Islam, hijrahilah hijrah Nabimu ﷺ. Dari situ sejarah Islam kalian dimulai. Darinya ditulis lanjutan perjalanan berikutnya. Menjadikan Islam pemimpin yang akan memandu Dunia. Allah pasti memenangkan, siapa yang menolong (agama)-Nya.

▫️ Sumber: Tajuk rencana

Koran Pekanan Al-Naba 400

 Sumber :

hal 3 naba 400

 

 

 

Kembali terusberjihad

 

 

Flag Counter